3.27.2009

Memuliakan Ilmu

Ketika mendengar ketinggian ilmu Imam Malik, Khalifah Harun ar-Rasyid memerintahkan salah seorang utusannya untuk memanggil sang ulama. Dari bawahannya, ia sering mendengar tentang kitab al-Muwaththa' karangan Imam Malik yang kerap dibahas di masjid-masjid. Namun, betapa terkejutnya Harun ar-Rasyid. Imam Malik tak mau datang ke istananya.



Khalifah Kelima Daulah Abbasiyah itu memerintahkan pesuruhnya untuk memberitahu tujuannya memanggil sang Imam. "Saya ingin anak-anakku mendegarkan kajian kitab al-Muwaththa' di istana," ujar Harun ar-Rasyid.

Ketika hal itu disampaikan, dengan tegas Imam Malik menjawab, "Semoga Allah memberikan kejayaan kepada Amirul Mukminin. Ilmu ini datang dari baitun nubuwah (rumah kenabian). Jika kalian memuliakannya ia akan mulia. Jika kalian merendahkannya, ia jadi hina. Ilmu harus didatangi, bukan mendatangi."

Harun ar-Rasyid tak bisa berbuat apa-apa. Ia lantas menyuruh kedua putranya datang ke masjid untuk mengaji bersama rakyatnya. Imam Malik berkata, "Boleh dengan syarat mereka tidak melangkah bahu jamaah yang datang lebih dulu. Anak-anakmu harus rela duduk di mana saja yang tersedia buat mereka."

Sikap penghulu madzhab Maliki itu menunjukkan betapa tinggi penghargaannya terhadap ilmu. Ia tak mau ilmu "dilecehkan" bahkan oleh seorang khalifah sekalipun. Kalimat yang disampaikannya masih terngiang di telinga para pencari ilmu hingga kini: al-'Ilmu yu'ta ilaihi wa la ya'ti (Ilmu itu harus didatangi, bukan mendatangi).

Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang memuliakan ilmu. Amien.

dikutip dari majalah Islam Sabili.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Posting yang berkaitan